Baru-baru ini saya mendapatkan pelajaran berharga mengenai bagaimana memperlakukan karyawan. Banyak orang yang berpikir bahwa kayawan adalah aset perusahaan, sehingga mereka memperlakukan karyawan dengan seenaknya sendiri dan memberikan beban kerja yang berlebihan. Bagi saya, karyawan adalah rekan kerja, jadi layaknya kita memperlakukan rekan kerja yang lain, seperti itulah seharusnya kita memperlakukan karyawan. Sangat ironis, ketika saya mengetahui bahwa


masih sangat banyak pengusaha yang memperlakukan karyawan layaknya sumberdaya perusahaan yang dapat dieksplotasi sebagaimana sumberdaya produksi yang lain.

Saya jadi teringat dengan masa-masa kuliah pada saaat KKP (sejenis PKL). Ada banyak pelajaran yang dapat saya ambil pada saat itu, terutama tentang kepemimpinan, meskipun ada beberapa hal yang juga saya kurang setuju. Saya KKP di sebuah perusahaan kecil (UKM) yang mengusahakan keripik kentang, Dalam bayangan saya, seperti teman-teman kelompok lain yang KKP di perusahaan yang cukup besar dan ternama, KKP dilakukan di dalam kantor, mengamati file-file perusahaan, dll. Ternyata persepsi saya salah. Hari pertama, kami diberi seragam kerja layaknya karyawan, kemudian kami diberi tugas sama halnya dengan karyawan, mulai dari karyawan tingkat rendah dampai yang tingkat tinggi. Jdi kami menjalankan KKP mulai dari proses produksi (mengupas kentanng secara manual dengan target 40kg sehari, menjemur kentang yang telah diiris mulai jam 7pagi sampai jam 11siang, merebus kentang, dll), administrasi, keuangan sampai pada pemasaran, Kalau boleh jujur, sebenarnya pada saat saya selesai KKP, bisa saja membuat usaha sejenis, karena semua lini telah saya kuasai
 Yang menjadikan saya salut adalah pemilik usaha ini tidak memberikan ilmu dengan setengah-setengah, tapi seutuhnya, tanpa ada yang ditutupi. Satu hal lagi yang membuat saya terkesan adalah, pada saat selesai KKP, pemilik usaha mengatakan bahwa, pada saat kalian telah merasakan pekerjaan yang dilakukan karyawan, merasakan betapa beratnya pekerjaan mereka, pada suatu saat, saat kalian mempunyai karyawan, kalian akan dapat mngukur berapa beban kerja yang pantas untuk mereka, bagaimana bersikap kepada mereka, dan berapa gaji yang pantas mereka dapatkan.

Saya juga terkesan pada saat membaca buku “Success Secrets, surat kepada Mathew” karya Richard Webster. Pada saat karyawannya bagian penjualan mengalami kegagalan atau penurunan kinerja yang dilakukan atasan bukan marah memarahinya tapi memberikan motivasi “… aku prihatin dengan penjualanmu. penjualanmu dulu benar-benar konsisten, tapi sekarang penjualanmu naik turun tidak teratur. aku tidak dapat melihat pola disana kecuali bahwa kau perlahan-lahan menurun. beritahu aku bagaimana kami dapat membantumu kembali seperti dulu”. Disaat -mungkin- pemimpin lain memberinya teguran, pemimpin yang satu ini memperlakukan karyawannya dengan sangat bijak. (sriwijayanti)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top